Friday, January 14, 2011

Bab 1 - part 3

Alvin turun dari bus. Ia baru saja mengantarkan Alice ke hotel tempatnya menginap. Alice mengenalkannya pada Sharon. Sharon kelihatan malu-malu di depannya. Lalu ketika ia berjalan pergi, ia sempat mendengar kalau Sharon dan Alice membicarakan dirinya.
“Gila! Alvin ganteng banget! Sampe starstruck gue! Lu suka gag sama dia?”
“Gag tau..”
“Kalau lu gag mau, buat gue ya!”
“Enak aja! Gag boleh!”
“Cie..Alice cemburu!”
“Apa sih Sharon!”
Hanya itu saja yang ia dengar, tapi ia bisa menyimpulkan kalau perasaannya pada Alice tidak bertepuk sebelah tangan.

Ia masuk ke dalam hotel tempatnya menginap. Keluarganya sudah menunggunya di lobby hotel. Papa dan mamanya sibuk mengobrol, sedangkan adiknya, Romeo sedang disuapi oleh susternya. Ia bergabung dengan mereka.
“Kamu habis dari mana, Vin? Kenapa mama telfon gag di angkat?”
“Sorry, mom. I didn’t hear it. I was busy in Universal when you're calling ”
“You’ve been to Universal Studio?“
“Yup, with a friend.”
“Friend? i don't know if you have a friend in Singapore.”
“Baru ketemu tadi kok.”
“Alright, Shall we go now?” 
Robby sepertinya sudah bosan mendengar percakapan anak dan isrtrinya itu. Elen mengambil tasnya dan memberikan isyarat pada Vita, suster Romeo untuk segera mengikuti suaminya ke mobil. Alvin sudah berjalan di depan bersama Robby. Mereka hampir tiba di mobil.
“Itu mobil siapa, pa?”
“Mobil kantor. Oh ya, kamu sudah tau mau masuk sekolah mana di Jakarta?”
“Belum pasti sih, pa. Nanti aku akan kasih tau kalau sudah pasti. Anyway, kita nanti tinggal dimana, pa?”
“Papa sudah beli rumah untuk kita sekeluarga disana.”
Mereka sudah tiba di mobil. Robby dan Alvin masuk ke dalam mobil. Elen, Romeo, dan susternya yang tadi masih di belakang kini sudah sampai dan masuk ke dalam mobil. Robby menyalakan mesin mobil dan menyetir keluar dari tempat parkir hotel. Alvin melihat keluar jendela mobil. Ia melihat rombongan remaja yang berjalan kearah tempat pertunjukan “Songs of the Sea”. Ia berharap Alice ada diantara mereka agar ia bisa melihat wajahnya sebelum berpisah untuk waktu yang ia sendiri tidak dapat tentukan.


***

Alice dan Sharon berjalan bersama rombongan mereka ke wahana pertunjukan “Songs of the Sea”. Revon dan Jason lalu menghampiri mereka. Jason memberikan tanda pada Sharon agar ikut bersamanya dan membiarkan Revon dan Sharon berdua.
“Lis, gue mau ke toilet bentar, ya. “
“Gue nganterin Sharon dulu, ya.”
Jason pun mengikuti Sharon yang sudah berjalan lebih dulu. Revon yang awalnya hanya diam akhirnya memulai pembicaraan.
“Lis, gimana hari ini? Main apa aja di Universal?”
“Gue have fun banget tadi. Gue paling suka main yang Revenge of the Mummy. Lu gimana?”
“Sama dong. Oh ya, tadi lu balik jam berapa?”
“Sekitar jam 5.”
“Kenapa gag sampai jam 6 aja?”
“Kasihan Sharon sendirian di hotel. Jadi Alvin nganterin gue pulang walaupun dia masih mau lebih lama disana. Dia baik banget ya. ”
Revon diam. Kenapa Alice harus membahas tentang Alvin lagi? Apakah Alice tidak menyadari kalau ia cemburu? Alvin membuatnya semakin sulit mendapatkan Alice.
“Revon ! Kenapa diam?”
“Gag apa-apa kok. Gue ke tempatnya Bobby dulu ya.”
“Okey.”
Alice duduk di bangku penonton. Tak lama kemudian Sharon menghampirinya dan duduk di sampingnya. Mereka menyaksikan pertunjukan itu. Alice terpesona melihat kecanggihan teknologi itu. Gambar-gambar yang bermunculan di sebuah air mancur. Andai saja ia bersama Alvin sekarang, pasti Alvin bisa menjelaskan padanya. Alvin memang keliahatan cuek dan slengean, tapi ia pintar dan pengetahuannya luas. Itulah mengapa Alice lebih menyukainya daripada cowok seumurannya yang lebih suka bermain dan pengetahuannya hanya seputar game.
Akhirnya pertunjukan selesai. Ia berjalan kembali ke Hotel, masuk ke kamar, lalu bersiap untuk tidur. Ia berbaring di ranjang . Sharon keluar dari kamar mandi dengan masker di wajahnya.
“Sharon, sharon, lagi liburan kayak gini aja masih maskeran.”
“Alice, alice, Maskeran itu penting tau bisa menyegarkan, memperbaiki, mengencangkan kulit wajah, melancarkan peredaran darah, merangsang kembali kegiatan sel-sel kulit mengangkat sel kulit mati, melembutkan kulit, dan memberi asupan nutrisi pada kulit kita.”
“Giliran gitu aja lu afal, pelajaran juga dong.”
“Iih, tau deh yang pinter.”
“Apa kata lu aja deh. Gue mau tidur.”
Alice memasukan dirinya ke dalam selimut. Sharon duduk di depan meja rias . Ia melepaskan maskernya dan mengunakan krim malam. Ia memang berbeda dengan Alice. Alice jarang berdandan dan gayanya casual, sedangkan ia senang berdandan dan berpenampilan girly. Sangat berbeda. Tapi itulah yang membuat mereka bisa berteman baik.
Alice mengintip keluar dari selimut. Sharon masih sibuk di meja rias. Alice mengingat kembali pengalamanya hari ini. Ia baru ingat kalalu ia lupa meminta nomor telfon Alvin. Ia takut tidak dapat bertemu lagi dengan Alvin. Karena itu, Ia berdoa agar ia dan Alvin dapat bertemu kembali.
***

Alvin masuk ke hotel tempatnya menginap di Singapura. Ayahnya sudah beberapa hari tinggal di suit room hotel itu. Lusa ia akan berangkat ke Jakarta dan memulai hidup baru disana. Papanya sedang bekerja di depan laptopnya sedang mama dan adiknya sudah tidur. Ia keluar dari kamarnya dan berjalan ke dapur untuk mencari minuman segar. Ia belum tau, apa yang akan ia lakukan besok. Ia lalu masuk ke dalam kamar dan tidur.
“Kakak Alvin, Kakak Alvin bangun !!” 
Alvin terbangun. Romeo berdiri di samping tempat tidurnya. Adiknya yang baru berumur lima tahun itu memang sudah bisa bicara walau kata-katanya belum banyak. Ia sangat menyayangi adiknya itu
“Iya, kakak bangun. Kenapa Romeo?”
“Ayo berenang!”
“Males ah. Kita main komputer aja ya.”
Romeo memasang tampang cemberut lalu melipat tangannya dan menggeleng. Kalau sudah seperti ini mau tidak mau Alvin harus menemaninya.Ia lalu mengambil celanan renangnya dan turun ke lantai dasar bersama Romeo dan susternya. Mereka berjalan ke arah kolam berenang.
Kolam berenang itu besar dan ramai. Romeo meminta susternya untuk membukakan bajunya. Ia lalu melompat dan berenang dengan ban tangannya. Susternya menjaganya dari sisi kolam berenang. Alvin pun tak mau kalah dengan adiknya. Ia segera masuk ke kolam setelah mengenakan celana renangnya. Ia tak sabar untuk berangkat ke Jakarta besok, karena itu artinya ia akan segera bertemu dengan Alice.

No comments:

Post a Comment