Friday, January 28, 2011

Bab 4 - part 1

Alice memasuki rumahnya. Kedua orangtuanya sedang duduk di ruang tamu sambil mengobrol bersama Celena dan orang tuanya. Sepertinya mereka sedang membicarakan sesuatu yang penting.
“Alice, kamu baru pulang? Ayo kesini ! Papa dan mama mau bicara sesuatu.”
“Baik, ma.”
Alice berjalan ke arah mereka. Tidak seperti biasa, Celena tersenyum ramah pada Alice. Alice lalu duduk disamping Adita.
“Sayang, Om Fadli dan Tante Melinda minggu depan akan pergi ke Singapura karena ada urusan pekerjaan.”
“Oh. Hati-hati di jalan ya om dan tante.”
“Nah, karena Om Fadli dan Tante Melinda gag punya saudara di Jakarta untuk sementara, Celena dan Caesar akan tingal disini.”
Alice hanya diam. Alice tidak yakin ia bisa menerima kehadiran Celena di rumahnya. Dan siapa Caesar? Yang Alice tau Celena adalah anak tunggal.
“Alice, kok diam? Kamu setuju kan?”
“Iya, ma. Alice setuju.”
Alice mencoba tersenyum. Akhirnya pertemuan itu berakhir. Alice kembali ke kamarnya. Alice mengambil handuk lalu mandi dan bersiap untuk tidur. Tiba-tiba handphone Alice berbunyi. Ternyata yang menelfonnya adalah Sharon.
“Hallo, ini Alice kan?”
“Iya, kenapa, Shar?”
“Lu tau gag, lis? Alvin!”
“Hah? Kenapa Alvin?”
“Alvin ternyata..”
“Ternyata? Jangan bikin penasaran deh..”
“Alvin ternyata sepupu gue.”
“Loh? Kok bisa? Kenapa lu baru tau?”
“Jadi, Alvin itu ternyata anak tante gue yang selama ini loose contact sama oma gue.”
“Ya ampun. Serius lu?”
“Iya, gue aja kaget.”
“Oh ya, lu tau gag, Shar? Kata nyokap gue, Celena bakal tinggal di rumah gue selama orang tuanya ke Singapura.”
“Ih serius?”
“Iya.”
“Kalo gitu gue punya rencana.”
“Apa?”
“Besok gue ceritain pas gue ke rumah lu. Eh , udah dulu ya, ada telfon masuk. Bye”
“Oke. Bye.”
Alice menaruh handphone nya kembali. Tapi tiba-tiba handphonenya berbunyi lagi. Kali ini karena ada SMS. Alice langsung membuka SMS itu.

It's a lovely msg to a lovely person from a lovely friend on a lovely reason at lovely time from a lovely mind in a lovely style to say u good night.
                                                                                                                Alvin

Alice tersenyum. Kata-kata itu sangat indah. Alice mencoba mencari kata-kata yang pas untuk membalas SMS Alvin. Setelah membalas SMS Alvin, Alice kembali ke tempat tidurnya dan tidur.

***
Pagi itu Adel terbangun dari tidurnya karena mendengar kericuhan dari luar kamarnya. Adiknya, Melvin menggedor-gedor pintu kamarnya
“Kak! Kakak! Buka pintunya, kak!”
“Tunggu! Apaan sih ribut-ribut?”
“Itu kak ! Diluar ada cowok-cowok yang nyari kakak!”
“Hah? Serius kamu?”
“Iya, kak. Kalau kakak gag percaya, liat aja keluar.”

Adel melihat keluar cendela kamarnya. Ada Kennard, Tristan, Raymond, Revon, Bobby, Jason, dan yang menarik perhatian Adel, ada Alvin juga di antara mereka.
Adel segera berlari ke kamar mandi dan mandi. Kemudian ia segera memakai pakaiannya dan berlari keluar rumah. Kennard langsung menghampirinya.

“Hai, beb. I miss you so much.”
“I miss yout too. By the way, kamu ngapain kesini pagi-pagi?”
“Aku mau ajak kamu jalan bareng. Kamu mau kan?”
“Ehm, kayaknya gag bisa deh. Aku harus bantuin mama-ku di toko kue nya. Toko itu kan masih baru jadi masih banyak yang harus di kerjakan. Maaf ya.”
“Kalo gitu, gimana kalau aku bantuin kamu?”
“Kamu serius?”
“Serius dong. Boleh kan?”
“Boleh lah.”
“Oke, aku ngomong dulu sama yang lain. Nanti kita langsung nyusul ke toko kamu.”
“Okey. Thanks ya, beb.”
Adel memeluk Kennard. Kennard terkejut. Adel yang biasanya selalu menghindar ketika Kennard mencoba menggenggam tangannya, tiba-tiba memeluknya dengan erat. Kennard tersenyum dan membalas pelukan Adel.
Adel masuk kembali ke rumahnya setelah Kennard dan kawan-kawannya pergi. Ia lupa menanyakan soal Alvin. Ia lalu meminta izin ibunya agar teman-temannya bisa membantu pekerjaan-pekerjaan nya di toko dan ibunya setuju.

***
Jason mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Teman-temannya yang lain sudah tertinggal jauh di belakang. Ia tidak mengerti mengapa hatinya begitu panas melihat Adel memeluk Kennard di hadapannya, padahal seharusnya ia merasa bahagia karena melihat kedekatan Adel dengan Kennard. Tapi ia tau, bukan hanya dia yang merasakan hal itu.
Jason jelas melihat kalau tatapan Tristan saat melihat Adel memeluk Kennard sangat berbeda dari tatapannya yang biasa. Mata Tristan yang tajam menunjukan kalau ia tidak menyukai apa yang ia lihat tadi.
Jason tiba di depan rumah Sharon. Jason menelfon Sharon dan menyuruhnya untuk keluar dari rumahnya. Beberapa menit kemudian Kennard dan yang lainnya tiba.
“Jas, Sharonnya belum keluar?”
“Belum, nard. Alice gag di ajak?”
“Habis ini aja kita kesana.”
“Oh. Okey. Eh, Itu Sharon udah keluar!”
Jason lalu menyalakan mesin motornya. Sharon membuka pintu pagarnya. Ia melihat ada Raymond disana. Hanya motor Raymond dan Jason lah yang bisa ditumpanginya dan jelas ia memilih untuk menumpang di motor Raymond dibandingkan Jason. Ia lalu berjalan ke arah motor Raymond.
“Ray, aku bareng sama kamu ya.”
“Okey, Shar.”
Mereka langsung menuju ke rumah Alice, Alice sudah menunggu di depan rumahnya. Alice terkejut melihat Alvin bersama teman-temannya. Kemudian ia teringat cerita Sharon semalam.
“Hai, semuanya. Jadinya gue bareng siapa nih?”
“Mau gag mau bareng gue. Jangan cemburu ya Alvin dan Revon.”
Jason sengaja menggodai Alvin dan Revon. Bukan rahasia lagi kalau mereka berdua sama-sama menyukai Alice. Mereka lalu memulai perjalanan mereka ke toko kue Adel.

No comments:

Post a Comment