Friday, January 14, 2011

Bab 2 - part 3

Alice menelfon Adelia yang biasa di panggil Adel dan Sharon untuk datang membantunya menyiapkan diri untuk bertemu Alvin nanti sore. Sharon yang baru selesai mandi langsung menyiapkan peralatan make-up serta baju untuk dipakai Alice. Sedangkan Adel yang sedang memasak cookies bersama ibunya, langsung meminta izin untuk pergi.
Adel sudah sangat merindukan teman-temannya itu. Ia tidak ikut ke acara berlibur bersama di Singapura seperti kedua temannya. Ia memang tidak sekaya kedua temannya, yang bisa menghabiskan uang jutaan untuk berlibur bersama ke luar negeri. Ia lebih memilih menyimpan uang itu untuk membeli Notebook baru yang ia inginkan.
Adel berpamitan pada ibunya. Ia mengeluarkan motornya dari garasi rumah dan mengendarainya menuju rumah Alice. Ia pun tiba setelah sekitar lima belas menit berkendara menuju rumah Alice. Satpam rumah Alice yang sudah mengenalnya langsung membukakan pintu untuknya. Mbok Yem mempersilakannya masuk. Ia lalu masuk ke kamar Alice.
“Hai, Alice!”
“Adel! Gue kangen banget sama lu. Gue mau cerita banyak banget sama lu!” 
 Mereka berdua berpelukan. Alice lalu menarik tangan Adel dan mengajaknya duduk di tempat tidurnya.
“Mau cerita apa?”
“Soal cowok yang tadi gue ceritain di telfon.”
“Ooh. Ayo mulai ceritanya, gue udah kepo nih!”
Alice mulai bercerita tentang Alvin. Tak lama Shaorn datang membawa peralatan make-up dan beberapa pasang baju.
“Hai-hai! Pasti lagi ngomongin gue ya?”
“Dih, PD banget lu!”
“Alice lagi cerita soal gebetan baru, Shar. Biasa orang lagi jatuh cinta.” 
Mereka tertawa. Sharon memberikan isyarat pada Adel untuk memulai acara make over mereka. Alice menyadari hal itu.
“Wah, kayaknya lu berdua sudah punya rencana jahat nih.”
“Tenang aja, gue jamin Alvin langsung starstruck liat lu!”

Sharon dan Adel pun mulai mendandani Alice. Sharon mencari baju yang cocok untuk Alice. Akhirnya ia menemukan baju yang pas untuk Alice, sebuah denim dress dipadukan dengan blue cardigan sebagai luarannya. Dan setelah itu tibalah giliran Adel untuk mendandani Alice.
Pertama-tama ia membersihkan wajah Alice. Kemudian ia mengoleskan foundation, menambahkan bedak dengan menggunakan brush, dan memakaikan eye shadow berwarna coklat muda dengan tambahan sedikit warna pink sebagai highlightnya ke wajah Alice. Untuk blush on, Adel memilih warna pink muda yang di campur dengan sedikit warna beige agar kulit Alice terlihat hangat. Dan untuk sentuhan terakhir dari riasan, ia mengoleskan lipstik pink muda dan setelah itu ditambahkan lip gloss.
Alice terlihat sangat cantik. Adel dan Sharon bangga dengan hasil make over mereka itu. Tapi ada satu hal lagi yang kurang. Rambut! Rambut panjang Alice masih berantakan. Sharon mengeluarkan curling iron dari tasnya dan menata rambut Alice. Adel menunggu sambil mencarikan Alice sepatu yang pas.
Setelah dua puluh menit menata rambut Alice akhirnya Sharon berhasil menyempurnakan penampilan Alice hari itu. Adel membawakan sebuah flat shoes cantik berwarna putih, mengingat Alice tidak terbiasa menggunakan sepatu high heesl.
Alice masuk ke kamar mandi dan mengenakan pakaian dan sepatu yang sudah disiapkan kedua temannya itu. Ia lalu keluar. Adel langsung memotretnya.
“Ih. Iseng banget sih!”
“Biarin aja. Ayo cepetan! Nanti telat loh ketemu prince charming Alvin.” 
Adel menggodai Alice.
“Eh tunggu! Enak aja main pergi-pergi langsung!”
“Loh? Memangnya kenapa?” 
Alice dan Adel bingung melihat Sharon yang melipat tangannya seperti anak kecil yang sedang ngambek.
“Masa lu doang yang cantik? Gue sama Adel dandan dulu dong!” 
Alice dan Adel baru mengerti maksud Sharon. Akhirnya Alice menunggu Sharon dan Adel berdandan. Mereka berdua tidak kalah cantik dengan dirinya. Tapi mereka berdua sengaja menggunakan make up yang nude dan bergaya casual agar Alice terlihat paling menonjol di depan Alvin. Mereka keluar dari kamar Alice dan berjalan dan berjalan turun ke lantai bawah.
“Ya ampun, non. Ayu tenan. Mbok Yem sampai pangling.”
“Makasih, Mbok. Aku pergi dulu ya.”
“Iya, non. Jangan pulang malem-malem ya, non.”
“Sip, mbok.”
“Da-da, Mbok.” 
Adel dan Sharon mengucapkan selamat tinggal papad mbok yem berbarengan. Mbok Yem hanya tersenyum. Ia senang melihat Alice yang sekarang sudah bisa berdandan. Alice, Sharon, dan Adel naik ke mobil Sharon. Supirnya sudah menunggu dari tadi.
Mereka berbincang-bincang selama perjalanan menuju café Dailycious. Tak lama kemudian, mereka tiba di café Dailycious. Mereka masuk kedalam Café itu. Café itu sudah sering mereka datangi. Banyak teman-teman mereka yang juga sering datang ke café itu.
Ketika baru tiba disana Alice langsung mencari keberadaan Alvin. Sharon dan Adel mencari tempat duduk yang kosong
***
Alvin sudah menunggu dari lima belas menit yang lalu. Ia memang sengaja datang lebih awal. Ia sudah membawa sebuah kotak berisi coklat untuk Alice.
Tak berapa lama, Ia melihat Alice datang. Ia memanggil Alice. Alice kemudian datang mendekat. Alice terlihat begitu anggun dan cantik. Tidak seperti yang ia temui di Singapura, hari ini Alice kelihatan feminim. Sepertinya ia datang bersama dua temannya, Sharon dan seorang gadis lain yang belakangan ia ketahui bernama Adel.
“Hai, Vin. Sudah lama nunggu?”
“Hai, Lis. Gag kok, baru sebentar.”
“Ooh..” 
Alice tidak tau mau bertanya apa lagi. Sepertinya suasana belum begitu cair. Alvin pun memberanikan diri untuk memulai pembicaraan.
“Alice.”
“Ya?”
“Kamu hari ini beda banget.”
“Hah? Aneh ya? Atau kemenoran?”
“Gag kok. Cantik malah.Tapi aku mau kamu tau satu hal, aku suka kamu apa adanya.”
Alice kaget mendengar pernyataan Alvin barusan. Wajahnya memerah. Keheningan yang membekukan mereka berdua, sepertinya sudah mencair. Mereka mulai mengobrol dengan santai.

No comments:

Post a Comment