Friday, January 28, 2011

Bab 4 - part 2

Adel sudah berada di toko kue nya. Ibunya dan beberapa karyawan sedang sibuk membuat kue di dapur. Dua jam lagi toko itu akan di buka untuk pertama kalinya. Kedua orangtua Adel sudah menabung bertahun-tahun untuk membangun toko itu. Dulu sebelum menikah, ibunya bekerja sebagai patissier di sebuah hotel bintang lima. Saat ia sedang bekerja di hotel itu, ia bertemu dengan Romi yang bekerja di sebuah perusahaan swasta yang sedang mengadakan seminar di hotel itu. Sejak pertemuan itu mereka menjadi dekat dan akhirnya menikah.
Karina meninggalkan pekerjaanya demi Romi. Tapi Romi tau kalau istrinya bercita-cita memiliki sebuah toko kue. Karena itu Romi berjanji kalau ia akan bekerja keras untuk mewujudkan keinginan Karina. Dan akhirnya hari itu tiba. Romi sudah memiliki cukup uang untuk modal awal mereka membuat toko kue. Dan hari ini toko itu secara resmi di buka.
 Adel memperhatikan keadaan disekitarnya. Toko itu sengaja didesign seperti cafe agar pelanggan bisa menikmati roti langsung di tempat itu. Toko kue dengan gaya minimalis itu masih terlihat sepi. Yang ada di toko itu hanyalah beberapa rak kue, sebuah meja kasir, dan beberapa meja dan tempat duduk untuk pelanggan. Jika keadaannya seperti ini, bagaimana pelanggan bisa tertarik untuk datang? Adel memikirkan cara untuk membuat toko itu kelihatan lebih menarik.
Terdengar pintu toko dibuka oleh seseorang. Ternyata Kennard dan teman-temannya sudah datang. Kennard langsung menghampiri Adel yang masih terbaring lesu di meja kasir. 
“Hey beb, kamu kenapa? Gimana pelanggan mau datang kalau kamu lesu kayak gini?” 
“Aku gag tau kenapa, tapi aku ngerasa toko ini gag menarik untuk dikunjungi. Liat deh dekorasinya, kayaknya terlalu simpel.” 
“Iya sih. Tapi tenang aja, kan ada kita semua. Kita pasti bantuin kamu.” 
“Thanks ya, beb.” 
“You're welcome.”
Kennard lalu memberitahukan kepada teman-temannya untuk memikirkan cara membuat toko itu kelihatan lebih menarik. Dan akhirnya mereka menemukan cara yang tepat. Alvin menyarankan untuk menghiasi dinding-dinding toko itu dengan foto kue-kue andalan toko itu dan foto-foto mereka yang sedang menyantap kue-kue. Adel setuju dengan ide Alvin. Alvin lalu meminta Kennard untuk mengantarnya ke rumah untuk mengambil kamera nya.
Setelah Alvin dan Kennard pergi, Adel, Sharon, Alice, Revon, Bobby, Jason, dan Raymond mulai menghias toko itu. Adel mengambil sapu dan mulai membersihkan ruangan itu. Sharon dan Alice menata meja-meja dan tempat duduk. Revon, Bobby, Jason, dan Raymond mengangkat barang-barang dari mobil  Romi yang baru tiba bersama Melvin. Beberapa saat kemudian tercium bau harum dari dalam dapur. Ternyata kue-kue dan roti-roti yang akan di jual sudah matang.  Karina membawa kue-kue dan roti-roti yang baru ia panggang keluar dari dapur. Adel, Sharon, dan Alice menata kue-kue dan roti-roti yang baru di panggang di rak. Romi membantu istrinya membawa nampan-nampan penuh kue. 

“Eheh, kok tadi bisa ada Alvin sih, Shar? Alice yang ngajak?”
“Gini loh, jadi ternyata Alvin itu sepupu gue. Mamanya dulu
kabur dari rumah karena pernikahannya gag disetujui sama
oma gue. Nah sekarang tiba-tiba muncul dan ternyata
anakanya itu Alvin.”
“Ooh.”
“Oh ya, gimana hubungan lu sama Kennard?”
"Lu gimana sama Kennard?"
"Gimana apanya? Hubungan gue kayaknya baik-baik aja dari
dulu."
"Ooh. Bagus lah. Del, gue minta, lu jangan sakitin Kennard ya, dia sayang banget sama lu."
Adel terdiam. Rasa bersalah kembali menerpanya. Mulai sekarang ia bertekad, ia tak akan memikirkan Tristan lagi. Alice yang dari tadi sibuk menaruh roti-roti di rak bagian lain, sudah menyelesaikan tugasnya, dan kini bergabung dengan Adel dan Sharon. Alice berniat menceritakan pembicaraan antara cowok-cowok yang tadi ia dengar.
"Udah selesai, lis?"
"Udah dong. Oh ya Shar, lu serius suka sama Raymond?"
"Iya. Memang kenapa?"
"Gag apa-apa. Kalau dia cuma main-main sama lu gimana?"
"Gag mungkin lah. Raymond itu kan baik, perhatian, dan setau gue dia itu gag playboy kok."
"Ooh. Yasudah, gue ke toilet bentar ya."

Alice mengurungkan niatnya. Melihat Sharon begitu menyukai Raymond, Alice jadi tidak tega mengatakan hal-hal buruk yang ia pikirkan tentang Raymond. Tadi ia sempat mendengar kalau Raymond mengaku tidak memiliki perasaan khusus pada Sharon, hanya sekedar teman biasa. Tapi ketika ditanya apakah Raymond akan mejadikan Sharon pacarnya, ia menjawab iya .
Yang Alice tidak mengerti, mengapa ia akan menjadikan Sharon pacarnya, jika ia tidak punya perasaan apa-apa pada Sharon. Apalagi bukan hanya nama Sharon saja yang disebut-sebut sedang dekat dengan Raymond. Ada beberapa gadis lainnya yang tidak ia kenal. Sharon sepertinya sudah sangat yakin kalau Raymond memiliki perasaan yang sama dengannya, jadi bagaimana bisa Alice menghancurkan harapan sahabatnya itu? Alice memutuskan untuk diam.

Kennard dan Alvin masuk ke dalam toko itu. Alvin sudah membawa kameranya. Ia meminta beberapa contoh roti yang sudah di hias dan di tata di dalam piring untuk di foto. Kemudian ia meminta teman-temannya untuk berfoto seolah-olah mereka adalah pelanggan toko yang sedang berbelanja kue, makan kue, memesan makanan, dan banyak lagi. Setelah itu, Alvin dan Kennard pergi untuk mencetak foto-foto itu agar bisa langsung di pajang di dinding cafe.
Satu jam kemudian, toko itu resmi di buka. Beberapa pelanggan masuk ke toko itu. Adel dan kawan-kawannya bertugas melayani para pelanggan. Beberapa gadis remaja yang masuk ke toko itu langsung disambut hangat oleh Jason dan Kennard.
Karenanya Gadis -gadis itu langsung bersemangat membeli beberapa roti dan kue yang tersedia sekalipun mereka tidak begitu lapar.

Alvin dan Revon juga tidak kalah ide dengan Jason dan Kennard. Mereka keluar dari toko sambil membawa brosur dan sample kue. Mereka menawarkannya ke gadis-gadis remaja yang berlalu-lalang di depan toko. Dan usaha mereka memang tidak sia-sia. Hari itu penjualan toko itu sangat besar. Adel sangat bersyukur memiliki teman-teman seperti mereka.

"Guys ! Thanks banget ya ! Karena kalian hari ini kita untung banyak !"
"Iya, tante dan om juga berterimakasih karena berkat kalian, toko impian tante itu ramai pengunjung."
"Sama-sama tante"
"Anak-anak, sebagai tanda terimakasih om dan tante, om akan trakir kalian makan di Dailycious cafe, setuju?"
"Setuju!!!"
Anak-anak itu menjawab dengan kompak. Setelah menutup toko mereka langsung berangkat bersama ke Dailycious cafe. Romi dan Karina memang tidak mengadakan peresmian untuk toko itu, tapi sebagai gantinya mereka akan mengadakan makan bersama sebagain acara pengucapan syukur. Tak lama kemudian mereka tiba di dailycious cafe. Mereka langsung memesan makanan karena sudah kelaparan.

No comments:

Post a Comment