Saturday, January 15, 2011

Bab 3 - part 2

Adel meminum minuman yang tadi dipesannya. Sharon sedang sibuk membalas sms dari cowok-cowok yang sedang mendekatinya. Adel melihat Jason masuk bersama Bobby, Revon, dan seorang perempuan yang tidak ia kenal. Jason yang melihat Adel, langsung menghampirinya.
“Hai, Shar! Hai, teddy bear! Kenalin ini cewek gue. Namanya Marsha. Marsha, kenalin ini Sharon dan ini Adel.”
“Hai, Marsha.” 
Sharon dan Adel menyapa Marsha dengan kompak. Marsha hanya tersenyum. Jason dan Marsha duduk di samping Adel, sedangkan Bobby dan Revon duduk disamping Sharon.
“Cowok lu mana, Del?”
“Siapa? Kennard?”
“Iyalah, memang ada yang lain lagi?”
“Dia lagi liburan sama keluarganya.”
“Ooh. Gue dan Marsha sebentar lagi mau ke mal. Lu dan Sharon mau ikut?”
“Gag usah. Gue gag mau ganggu.”
“Gag apa-apa lagi, Del. Ya kan, Sha?”
“I-iya..” 
Marsha terpaksa menjawab iya. Sebenarnya Marsha hanya ingin jalan berdua saja dengan Jason. Ia bingung kenapa Jason sepertinya begitu perhatian pada Adel. Ia tau Jason memang sering bergonta-ganti pacar. Ia sendiri juga begitu. Tapi kali ini ia serius dengan Jason.
“Gag. Lagian gue sudah ada janji lain. Ya kan, Shar?”
“Hah?”
Sharon bingung. Setau Sharon mereka tidak akan kemana-mana habis ini. Adel lalu menendang kaki Sharon sebagai isyarat agar Sharon menjawab iya.
“Aa..Oh, iya.”
“Memang kalian mau kemana?”
“Kita..”
“Kita mau ke rumah Alice.”.
“Oo..Ya sudah, gue sama marsha pergi dulu ya. Bye semua!”

Jason dan Marsha keluar dari café itu. Revon dan Bobby bergabung dengan meja Tristan dan kawan-kawannya.Adel menerima chat dari Kennard lewat Blackeberry Messengernya. Kennard sangat perhatian padanya. Tapi Adel masih canggung di depannya. Kennard adalah pacar pertamanya. Seandainya ia tidak pernah jatuh cinta pada Tristan dulu, pasti hanya Kennard yang ada dipikirannya. Kadang ia merasa bersalah membanding-bandingkan Tristan dengan Kennard.
Kennard dan Tristan tergabung dalam satu geng yang sama. Tiap kali Kennard akan mengantarkannya pulang dari sekolah pasti di antara gerombolan teman-teman Kennard ada Tristan. Adel mencoba untuk tidak peduli dengan keberadaan Tristan, tapi tetap saja sangat sulit untuk menjauhkan Tristan dari pikirannya
“Del, kenapa kita gag ikut sama Jason aja? Kan bosen disini”
“Memang lu gag liat eksperesinya Marsha pas Jason ngajakin kita?”
“Marsha doang, ngapain dipeduliin sih? Palingan dia cuma main-main sama Jason.”
“Lu yakin, Shar? Tapi kenapa Marsha kelihatannya kali ini serius pacaran sama Jason?”
“Iya sih. Gue juga, kali ini sama Raymond serius." "Masa? Jangan sampai sakit hati lu kalau seandainya dia yang cuma main-main sama lu."
"Ih, jangan nakut-nakutin gitu dong, del ! Oh ya, Revon sama Bobby kemana sih?”
“Mereka gabung ke mejanya Tristan.”
“Ooh, kita gabung juga yuk!”
“Ngapain?”
“Tadi Raymond sms gue katanya kita disuruh gabung kesana, lagipula lu kan pacarnya Kennard, jadi gag apa-apa kalau kita gabung sama mereka.”
Sharon menarik tangan Adel. Mereka berjalan ke arah meja tempat Tristan dan kawan-kawannya duduk. Sharon lalu menyapa mereka.
“Hai guys!”
“Hai shar! Sini gabung! lu duduk samping gue. Adel, lu duduk di sampingnya Tristan.”
Raymond menunjuk ke kursi disebelah Tristan, itu memang satu-satunya kursi yang tersisa. Akhirnya Adel berjalan ke kursi itu. Ia lalu memberanikan diri untuk menyapa Tristan.
“Hai, gue duduk disebelah lu ya.”
“Iya, duduk aja.”
 Tristan menjawab dengan nada datar, sepertinya Tristan tidak peduli dengan keberadaan Adel. Tapi Adel tau ini kesempatannya untuk bertanya pada Tristan mengenai sikapnya selama ini. 
“Tristan, lu marah ya sama gue?"
“Maksud lu?”
"Kenapa sikap lu dingin banget ke gue?”
"Biasa aja." 
“Gag, buat gue itu gag biasa. Kenapa sejak terakhir gue sms lu, dua tahun yang lalu, sikap lu berubah drastis ke gue?”
“Gue gag tau. Lagian itu dua tahun yang lalu, ngapain masih lu inget-inget?”
“Ya karena..”
“Karena apa?”
“Karena gue masih..masih pengen jadi teman lu kayak dulu.”
“Kita masih bisa kok.”
“Maksudnya?”
“Ya kita masih bisa jadi teman kayak dulu.”
Tristan menyodorkan kelingkingnya, lalu mengaitkan kelingkingnya pada kelingking Adel. Adel merasa ia sepertinya telah menemukan Tristan yang dulu, Tristan yang dekat dengannya dan selalu membuatnya bahagia.
“Jadi kita teman kan sekarang?”
“Iya.Mulai sekarang kita akan berteman lagi kayak dulu, del.”

No comments:

Post a Comment