Monday, January 17, 2011

Bab 3 - part 3


Alice dan Alvin masih sibuk mengobrol, sedangkan Adel yang tadinya berdiam diri  kini juga sibuk mengobrol dengan Tristan, Sharon merasa kesepian. Ia pikir Raymond mengajaknya untuk bergabung karena ingin mengobrol dengannya, tapi ia salah. Raymond sibuk dengan teman-temannya. Sharon memang lebih menyukai Raymond dibandingkan dengan cowok-cowok lain yang mendekatinya. Bukan hanya tampan, Raymond juga cowok yang disukai oleh cewek-cewek karena dia adalah gitaris dari The Red Climb band, band yang sering tampil di pentas seni sekolahnya. Karena ini Sharon semakin tertarik untuk mendapatkan Raymond. Tidak peduli apa yang nantinya akan terjadi, Sharon akan terus mencoba untuk menaklukan hati Raymond.
***
Alvin berjalan keluar dari cafe bersama alice, Sharon, dan Adel. 

“Vin, aku pulang dulu ya. Bye. Yuk guys!”
“Bye.”
Alice, Sharon, dan Adel berjalan ke mobil Sharon. Alvin berjalan ke arah mobil nya. Pak Aryo sudah menunggunya dari tadi. Ia masuk ke mobil. Ternyata Ellen dan Romeo juga sudah menunggunya di mobil.
“Loh, kenapa mama sama Romeo ada disini?”
“Memang gag boleh, vin?
“Bukannya gag boleh, ma, tapi aku bingung. Memangnya kita mau pergi, ma?”
“Iya, kita mau pergi ke rumah oma.”
“Papa gag ikut?”
“Gag, papa masih ada meeting, jadi gag bisa ikut.”
“Ooh.”
Ellen merasa bersalah sudah membohongi Alvin. Robby memang sibuk, tapi itu bukan alasannya tidak mau ikut mengunjungi mertuanya. Robby masih kesal dengan perlakuan mertuanya enam belas tahun lalu.
Sebelum mengenal Robby, Ellen adalah anak yang penurut. Ia selalu menuruti keinginan ibunya. Ibunya memang sangat disiplin dan tegas pada Ellen. Namun dibalik sikapnya itu, ibunya sangat menyayangi Ellen. Tapi semenjak Ellen mengenal Robby, ia mulai tidak fokus dengan karirnya sebagai seorang pianis. Itulah yang membuat ibunda Ellen tidak menyukai Robby, apalagi Robby berasal dari keluarga kurang mampu. Sesungguhnya Robby tidak mencintai Ellen. Ia hanya menjadikan Ellen pelampiasan karena wanita yang dicintainya menikahi pria lain yang jauh lebih kayak dari padanya. Karena Robby merasa bersalah telah membuat Ellen berharap kalau ia juga akan mencintainya, maka Robby memutuskan untuk menikahi Ellen. Tapi niat baiknya itu malah membuatnya dihina oleh ibunda Ellen. Karena itu Robby bersumpah tidak akan pernah menginjakan kakinya lagi di rumah mertuanya itu.
“Ma, masih lama gag sih? Romeo ngantuk.”
“Ya sudah, Romeo tidur dulu. Nanti kalau sudah sampai, mama bangunkan.”
Romeo mengambil bantalnya lalu tidur di tempat duduk bagian belakang. Alvin sibuk mendengarkan lagu di ipod nya. Alvin masih ingat saat pertama kali melihat Alice tadi. Alice terlihat sangat cantik, berbeda dari yang ia lihat di universal beberapa hari lalu. Ia lupa memberitahukan pada Alice kalau ia akan masuk ke sekolah yang sama dengan Alice. Alvin lalu berencana untuk menjadikan itu surprise untuk Alice. Tak lama kemudian ia tiba di rumah nenek nya. Alvin belum pernah bertemu dengan neneknya sebelumnya. Ibunya tidak pernah menceritakan apapun tentang neneknya. Tapi Alvin yakin didalam hati, ibunya sangat merindukan neneknya.
Ellen membangunkan Romeo. Ia mengajak Romeo dan Alvin turun dari mobil. Ellen sangat merindukan rumah itu. Rumah itu masih tetap sama, tetap kelihatan megah dan mewah. Ibunya sepertinya masih senang berkebun karena mawar-mawar di taman depan rumah itu masih sama indahnya seperti dulu atau mungkin lebih indah. Ia kembali teringat dengan semua kenangannya di rumah itu. Ia lalu memberanikan diri untuk menekan bel rumah itu.

***

Alice, Sharon, dan Adel tiba di rumah Alice. Adel mengeluarkan kunci motornya dan berpamitan untuk pulang. Alice juga berpamitan pada Sharon dan Adel, lalu masuk ke dalam rumahnya. Tinggal Sharon dan supirnya di mobil. Ia lalu menyuruh supirnya untuk mengantarkannya pulang. Di jalan, Ibunya menelfon dan menyuruh Sharon menyiapkan diri karena ia dan ibunya akan pergi ke pertemuan keluarga.

Setibanya di rumah, Sharon langsung menyiapkan diri. Sepertinya neneknya akan mengadakan rapat keluarga. Itu adalah hal yang wajar di lakukan setiap tahun, tapi bukankan neneknya baru mengadakan rapat keluarga dua bulan lalu? Mengapa sekarang neneknya mengadakan rapat keluarga lagi? Ia masih tidak mengerti apa yang dipikirkan neneknya.

***
Ellen terkejut melihat seorang  wanita yang beberapa tahun lebih muda darinya membukakan pintu untuknya. Ia mengenali wanita itu, tapi sepertinya wanita itu tidak mengenalinya. Wanita itu adalah Lastri, pembantu yang sudah bekerja pada ibunya sejak ia masih kuliah. Lastri menanyakan ada keperluan apa Ellen datang kesana dan menanyakan dari mana asal Ellen. Ellen hanya menjawab kalau ia adalah kerabat dari Julia, ibunya. Ia takut jika ibunya tau ia yang datang, ibunya tak mau menemuinya.

“Permisi nyonya, ada kerabat nyonya di ruang tamu, katanya mau bertemu dengan nyonya.”
“Kerabat dari mana, las? Siapa namanya?”
“Katanya baru datang dari California, dia tidak bilang namanya siapa.”
“Ooh, sebentar saya ganti pakaian dulu. Nanti saya temui.”
“Permisi nyonya, saya keluar dulu.”
“Iya, silahkan.”

Julia tidak ingat memiliki kerabat di California. Tapi mungkin ia hanya lupa karena sudah tua. Ia mengganti pakaiannya, lalu keluar menemui tamunya itu.
Ellen melihat seorang wanita setengah baya sedang menuruni anak tangga. Pandangannya dengan pandangan wanita itu bertemu. Ellen langsung berlari ke arah wanita itu dan bersujud di kakinya. Ellen menangis. Betapa besar dosanya terhadap wanita yang telah melahirkannya itu. Seandainya ia dulu menaati nasehat ibunya pasti hidupnya lebih bahagia dan ia tidak akan merasa berdosa seperti ini. Wanita itu memegang pundak Ellen dan menyuruhnya berdiri. Wanita itu lalu memeluk Ellen sambil menangis.

“Ma, maafin aku. Aku tau aku salah. Harusnya aku turutin maunya mama. Maafin aku, ma.”
“Gag sayang, maafin mama. Harusnya mama gag usir kamu dulu sehingga kita jadi terpisah jauh. Mama sudah coba cari kamu kemana-mana, tapi gag pernah ketemu,. Akhirnya kamu pulang, mama sangat senang bisa ngeliat kamu lagi.”
“Aku juga, ma. Oh ya ma, ini anak-anak aku. Ini Alvin dan yang kecil, Romeo.”
“Halo cucu-cucu oma. Sini, peluk omanya.”
Alvin dan Romeo berjalan ke arah Julia. Julia memeluk mereka berdua. Julia lalu menyuruh pembantunya untuk menyiapkan hidangan lezat karena ia akan mengadakan jamuan makan malam sebagai perayaan kembalinya Ellen.

***
 Sharon  dan ibunya tiba di rumah nenek nya. Disana sudah ada Kennard dan orang tuanya dan seorang wanita yang sedang berjalan bersama seorang anak kecil. Kennard lalu menghampirinya.
“Hai, Shar. Oma dari tadi nungguin lu dan nyokap lu. Ayo buruan masuk !”
“Hah? Memang ada acara apa sih?”
“Tante Ellen, anak oma yang hilang sudah kembali.”
“Loh? Maksud lu wanita yang tadi duduk di sofa itu? Memang dia dari mana aja selama ini?”
“Dia ternyata tinggal di California bareng suami dan dua anaknya.”
“Dua? Tadi gue cuma liat dia jalan bareng satu anak kecil, yang satu lagi dimana?”
“Itu. Yang lagi jalan ke arah kita.”
“Hah?”
Sharon terkejut. Sepupunya yang sedang berjalan ke arahnya adalah cowok yang tadi sore dia temui, yang sedang mendekati teman dekatnya Alice. Alvin.

No comments:

Post a Comment